Senin, 08 Juni 2009

CERIA MENDAUR ULANG KERTAS BERSAMA INSAN BACA SURABAYA



Minggu, 7 Juni 2009
Sejak pukul 06.00 WIB sudah terdengar alunan musik band-band tanah air dari sebuah spiker di rumah baca Amanadia. Sejam kemudian beberapa anak mulai berdatangan untuk sekedar ikut bersenandung atau main kartu. Mereka sudah tidak sabar untuk segera belajar hal baru yang akan dilaksanakan hari itu, "Daur Ulang Kertas" (DUK).

Bersama dengan kakak-kakak pembimbing dari Jaringan Insan Baca Surabaya, anak-anak CERIA memulai kegiatannya pada pukul 10.00 WIB. Ustadzah Muniroh juga hadir lho!. Mbak Prita mengawali dengan perkenalan ringan yang menyenangkan. Semua duduk melingkar dan memperkenalkan diri disertai dengan ekspresi dan gaya masing-masing.

Dengan telaten para pembimbing yang sebagian masih mahasiswa ini mengajari anak-anak. Mulai proses pembuatan DUK sampai cara mengelupas hasil DUK setelah dijemur. Wah, rupa-rupanya anak-anak sangat menikmati kegiatan ini. Kapan-kapan kita harus membuat kegiatan asah kreatifitas yang lain lagi ya!...

Terima kasih atas dukungan kawan-kawan.
Terima kasih ya Alloh Engkau telah pertemukan kami dengan orang-orang yang sanggup mengabdi demi kemulian agamaMu dengan tulus. Sukses untuk mbak Prita, mbak Dian mas Diki, ustadzah Muniroh, pak Anas, dan semua yang belum kami sebut!

Selasa, 02 Juni 2009

BELAJAR DARI SEMANGAT ASMANADIA


Saya sudah lama mengenal nama bunda Asmanadia lewat karya-karyanya. Tetapi baru sekarang saya menjalin komunikasi dengan beliau. walaupun hanya melalui telpon atau dunia maya tetapi saya sangat merasakan kehangatan ukhuwahnya. Senang dan bangga sekali.

Tepatnya sekitar awal April lalu saya membuka facebook beliau. Disitu saya mohon saran dan bimbingan dalam merintis rumah baca. Tapi, Allohu Akbar........
diluar dugaan, bunda merespon impian saya. Bunda bilang akan mengirimi buku dan perlengkapan rumah baca ke alamat saya, dibawah bendera yayasan Rumah Baca Asmanadia.

Saya sangat salut atas ghirah bunda terhadap dunia literasi. Sampai saya mikir apa yang membuat bunda langsung berpikir positif kepada saya, padahal sebelumnya kami belum pernah kenal. Pelajaran pertama yang saya dapatkan dari bunda adalah mendahulukan positif thinking(khusnudzon) terhadap oranglain.

Dan pada tanggal 11 April 2009 berdirilah Rumah Baca Asmanadia di kota saya, Gresik. Tepat sehari setelah paket buku kiriman bunda tiba di rumah. Anak-anak Club CERIA yang menjadi ajang belajar dan mengasah diri di rumah saya menyambutnya dengan antusias. B

Dan kemarin tanggal 31 Mei, bunda kirim SMS kepada saya untuk menyambut hari anak kali ini, bunda mengajak kami untuk mengadakan lomba sederhana buat anak2 rumah baca, dimana hadiah dan lain-lainnya disediakan dari bunda. Untuk kedua kalinya saya terharu atas kepercayaan bunda terhadap saya. Subhanallah............
Semoga Engkau berikan selalu kesehatah dan kasih sayang-Mu terhadap orang-orang yang semulia bunda Asmanadia. Aamiin....

Dititik inilah, semoga saya bisa belajar menjadi hamba yang total mengabdi kepada agama.

HARAPAN CERIA


Dulu setiap ada waktu senggang, saya merasa santai-santai saja. Bahkan waktu saya lebih banyak nganggur daripada kesibukannya. Karena jam mengajar di sekolah cuma 3 hari dalam seminggu. Apalagi putra saya sudah masuk Taman Kanak-Kanak. Dia mulai bisa melakukan kegiatannya secara mandiri, termasuk lebih suka bermain dengan teman-temannya di luar rumah. Praktis waktu saya semakin longgar.

Setelah sekitar setahun saya menjalani hari-hari seperti itu, saya akhirnya jenuh juga. Bukan berarti saya tidak bersyukur karena sudah diberikan Allah amanah untuk mengurus suami dan seorang putra. Tetapi saya merasa bahwa, seharusnya bisa melakukan lagi hal lain yang lebih bermanfaat.

Lingkunganku adalah lingkungan yang menurut saya sudah termasuk agak rawan sosial. Karena pergaulan yang makin lama makin merisaukan bagi perkembangan generasi kampung. Disini terdapat banyak tempat untuk nongkrong. Dari yang sekedar main kartu sepuasnya sampai mabuk-mabukan. Bagi kebanyakan anak-anak dan remajanya,Kegiatan mereka selain sekolah tidak ada lagi. Sebagian besar waktu dihabiskan dengan bermain dan bermain sampai malam hari.

Maka sekitar September tahun lalu, saya mulai mengumpulkan anak-anak di sekitar rumah untuk membentuk komunitas belajar. Ya, belajar tentang segala hal, terutama kajian tentang Alquran. Jumlah mereka tidak terlalu banyak . Hanya sekitar 12 anak, mulai usia kelas 3 SD sampai kelas VIII SMP. Kita sepakat untuk mengadakan belajar (ngaji) selama 4 hari dalam seminggu, yaitu hari Rabu sampai Sabtu. Dan supaya tidak jenuh karena hanya diisi oleh saya beserta suami, maka setiap hari Sabtu saya berjanji untuk berusaha mendatangkan semacam "bintang tamu". Ternyata cara ini sukses menarik minat anak-anak. Merekapun dengan bangga menyebut wadah belajar ini dengan nama CLUB NGAJI "CERIA" alias Cerdas Riang dan Aktif. Hebat anak-anakku!

Untuk mengapresiasi semangat anak - anak tersebut, tepat satu bulan setelah berjalannya kegiatan ini, saya ajak mereka nonton bareng film Laskar Pelangi di Fotuna High Techmall Surabaya. Hal yang lebih membanggakan lagi uang untuk beli karcis dan saku adalah hasil dari tabungan mereka sendiri . Dan tabungan itu mereka pulalah yang mengelolahnya sendiri.

Entah mengapa kok saya tidak dari dulu membentuk komunitas positif ini. Saya agak menyesal kenapa baru sekarang terpikir akan hal itu. Padahal di luar dugaan, komunitas anak-anak ini dapat bertahan sampai sekarang. Walaupun dalam perjalanan mencapai enam bulan ini tidak mudah. Apalagi akhir- akhir ini konsentrasi anak-anak terkuras untuk menghadapi Ulangan Tengah Semester di Sekolah dan mungkin juga semangat yang mulai luntur. Sehingga dalam 3 minggu ini yang hadir dalam forum hanya 3 sampai 5 anak. Maka semakin terasa beratlah tantangan dalam meneruskan komunitas ini. Tetapi paling tidak saya cukup puas karena bisa mewarnai hari-hari mereka dengan hal yang positif. Dan semoga ini menjadi hal yang sangat berkesan bagi mereka kelak. Satu asa sederhana saya adalah agar nantinya kegiatan ini bisa menjadi bagian dari pembangunan peradaban dari sebuah kampung kecil di sudut selatan kota Gresik.